I.
DEFENISI INFLASI
II.
SUMBER – SUMBER INFLASI
III.
KEBIJAKAN DALAM MENGATASI INFLASI
IV.
DEFENISI PENGANGGURAN
V.
PENGGOLONGAN PENGANGGURAN
VI.
KEBIJAKAN DALAM MENGATASI
PENGANGGURAN
I. Defenisi Inflasi
Inflasi
adalah proses kenaiakan harga – harga umum secara terus menerus. Sedangkan
lawan dari inflasi adalah deflasi, yaitu mana kala harga – harga secara umum
turun dari periode sebelumnya ( nilai
inflasi minus ). Akibat dari inflasi secara umum adalah menurunnya daya
beli masyarakat karena secara riel tingkat pendapatannya juga menurun.
II. Sumber – Sumber Inflasi
Berdasarkan sebabnya
1.Demand Pull Inflation
Inflasi ini timbul karena adanya permintaan keseluruhan
yang tinggi di satu pihak, di pihak lain kondisi produksi telah encapai
kesempatan kerja penuh. Jadi bila permintaan naik sementara penawaran tetap
maka harga akan naik.
2.Cost Push Inflation
Inflasi
disebabkan oleh kenaikan biaya produksi. Akibatnya produsen langsung menaikkan
harga produk.
Berdasarkan asalnya.
a.Inflasi yang
berasal dari dalam negeri, ang timbul karena defisit dalam pembiayaan dan
belanja Negara yang terlihat pada anggaran belanja Negara.
b.Inflasi yang
berasal dari luar negeri, karena negara mitra dagang suatu Negara mengalami
inflasi yang tinggi, maka Negara pengimpor barang harga jualnya bertambah mahal.
III. Kebijakan Dalam Mengatasi Inflasi
1.kebijakan moneter
kebijakan ini di lakukan oleh bank
sentral yang ingin mengurangi jumlah uang berdar. Alat kebijakan moneter dalam
mengatasi inflasi di antaranya adalah:
a.
Polotik Diskonto
Politik diskonto (discound policy) adalah Politik bank sentral untuk mempengaruhi
peredaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan tingkat bunga. Dengan
menaikkan tingkat bunga diharapkan uang yang beredar di masyarakat akan
berkurang. Karena orang akan lebih banyak menyimpan uangnya di bank daripada
menjalankan inestasi.
b.
Politik Pasar Terbuka
untuk memperkuat politik diskonto,
bank sentral juga menjalankan politik pasar terbuka (open market polisy) yaitu dengan menjual surat
– surat
berharap dan diharapkan uang akan tersedot dari masyarakat.
c.
Politik Persediaan Kas (cash ratio
polisy)
Politik bank sentral untuk
mempengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan persentase persediaan kas
dari bank.
2.Kebijakan Fiskal
Dengan kebijakan ini, pemerintah
mempengaruhi perekonomian melalui perubahan pengeluaran dan penerimaan
pemerintah. Jenis kebijakan fiskal di antaranya adalah sebagai berikut:
a.
Pengaturan Pengeluaran Pemerintah
Pemerintah harus menjaga penggunaan anggaran Negara agar
sesuai dengan perencanaan. Kalau pembelanjaan Negara melampaui batas yang telah
di tentukan atau direncanakan akan mendorong pertambahan uang beredar atau
sebaliknya.
b.
Peningkatan Tarif Pajak
Pajak merupakan sumber penerimaan Negara
yang utama. Dengan di naikkannya tarif
pajak, maka penghasilan rumah tangga akan di berikan kepada pemerintah.
c.
Kebijakan Non Moneter
Kebijakan non moneter dalam
menanggulangi inflasi di antarnya meliputi:
I.
Peningkatan Produksi
Kalau produksi meningkat, walaupun jumlah
uang yang bertambah, inflasi tidak terjadi. Bahkan hal ini menunjukkan adanya
peningkatan kemampuan perekonomian.
II.
Kebijakan Upah
Inflasi dapat di atasi dengan
menurunkan pendapatan yang siap dibelanjakan (disposibble income) masyarakat. Penurunan disposibble income
dilakukan dengan menaikkan pajak penghasilan.
III.
Pengawasan Harga
Kecendrungan dinaikkan harga oleh
pengusaha dapat diatasi dengan penetapan harga maksimum dan minimum oleh
pemerintah.
IV. Defenisi Pengangguran.
Pengangguran
adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja yang tidak mempunyai pekerjaan
dan sedang aktif mencari pekerjaan. Kategori orang menganggur biasanya adalah
mereka yang tidak meiliki pekerjaan pada usia kerja dan masa kerja.
V. Penggolongan pengangguran
pengangguran terbagi atas tiga jenis, yaitu:
1.
Pengangguran Siklis
Yaitu
pengangguran yang terjadi apabila permintaan lebih rendah dari output potensial
perekonomian. Bilamana kemampuan ekonomi suatu bangsa lebih rendah dari
kemampuan yang seharusnya di capai. Jenis pengangguran ini dikatakan sebagai
pengangguran terpaksa, karena banyak tenaga kerja yang ingin bekerja dengan
tingkat upah yang berlaku namun pekerjaan itu tidak tersedia. Pengangguran
siklis dapat di ukur dari jumlah orang yang bekerja dikurangi jumlah orang yang
srharusnya mempunyai pekerjaan pada tingkat pendapatan potensial.
2.
Pengangguran Friksional
Pengangguran
ftiksional adalah orang yang menganggur sambil mencari pekerjaan. Pengangguran
ini di golongkan sebagai pengangguran sukarela, alasannya mereka yang baru
memasuki lapangan kerja telah meluangkan waktu mencari kerja. Ada juga yang menganggur karena telah
mempunyai uang yang cukup (deposito)
untuk membiayai hidupnya dan lain sebagainya.
3.
Pengangguran Struktural
Pengangguran yang disebabkan oleh
ketidak sesuaian antara struktur angkatan kerja dengan struktur permintaan
tenaga kerja.
VI. kebijakan dalam mengatasi
pengangguran
Ada berbagai cara
mengatasi pengangguran, karena terdapat beberapa macam pengangguran. Maka cara
mengatasi masing – masing penggolongan pengangguran itu juga berbeda – beda.
1. Peningkatan Mobilitas Tenaga Kerja Dan Modal
Peningkatan
mobilitas tenaga kerja dilakukan dengan memindahkan pekerja ke kesempatan kerja
yang lowong. Peningkatan mobilitas modal dilakukan dengan memindahkan industri
(padat kerja) ke wilayah yang
mengalami masalah pengangguran parah. Cara ini baik digunakan untuk mengatasi
pengangguran structural.
2. Pengelolaan Permintaan Masyarakat
Pemerintah
dapat mengurangi pangangguran siklis melalui manajemen yang mengarahkan
permintaan – permintaan masyarakat ke barang atau jasa yang tersedia dalam
jumlah yang melimpah.
3. Penyediaan Informasi Tentang Kebutuhan Tenaga Kerja
Cara ini
baik digunakan untuk mengatasi masalah pengangguran structural.
4. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi baik digunakan untuk mengatasi pengangguran friksional. Dalam situasi
normal, pengangguran friksional tidak mengganggu karena sifatnya hanya
sementara.
5. Program Pendidikan Dan Pelatihan Kerja
Cara ini
baik di gunakan untuk mengatasi masalah pengangguran structural.
6. Wiraswasta
Selama
orang masih tergantung pada upaya mencari kerja di perusahaan tertentu,
pengangguran akan tetap menjadi masalah pelik. Masalah menjadi agak terpecahkan
apabila muncul keinginan untuk mencitakan lapangan usaha sendiri atau
berwiraswasta. Fakta memperlihatkan cukup banyak wiraswasta yang berhasil.
0 Komentar:
Post a Comment
Pemberitahuan :
Mohon maaf apabila komentar Sobat dari Facebook tidak bisa saya jawab semua, dikarenakan sulit untuk memoderasi komentar dari Facebook, bila sobat ada pertanyaan yang ingin lansung saya jawab, silakan Sobat berkomentar dari id Blogger.
** Jika anda terbantu dengan apa yang ada di blog ini jangan lupa untuk IZIN COPAS dan Ucapan Terimasih pada kotak komentar di bawah.**